Kampanye Gerakan #LESTARINDONESIA

Dilihat bahwa wisatawan lokal banyak yang kurang menjaga lingkungan/alam di Indonesia. Alam yang indah menjadi kurang enak dipandang karena banyaknya sampah yang bertebaran. Ini yang membuat keindahan Indonesia menjadi kurang dipandang oleh wisatawan asing.

Seperti yang dikutip dari laman National Geographic, menurut Alexander Thian yang merupakan travelblogger, sampah masih menjadi masalah utama di tempat-tempat wisata di Indonesia setelah terkenal melalui media sosial. Pada awalnya, destinasi wisata baru yang dikembangkan oleh beberapa Kabupaten di Indonesia perlahan menjadi populer dan terkenal karena media sosial. Kemudian perlahan ribuan orang datang tiap minggunya. Membuatnya ramai dalam seketika. Karena kesadaran dan mental bangsa ini yang masih belum bisa disiplin dalam membuang sampah dan menjaga kebersihan, akhirnya dalam waktu singkat, objek wisata itu berubah menjadi “tempat sampah”. Nama baik Indonesia pun kembali tercoreng karena akhirnya banyak komplain dari para pelancong dari luar negeri. Bahkan para wisatawan luar negeri itu banyak yang berujar, ”destinasi wisata di Indonesia itu bagus, tapi sampah.” Sungguh negeri yang ironis.
Gerakan ini mau mengajak wisatawan Indonesia agar tidak hanya menikmati indahnya Indonesia, tetapi bagaimana juga memeliharanya agar tetap terlihat indah dan menarik. Gerakan ini juga menyadarkan wisatawan Indonesia agar malu atas apa yang telah dilakukan wisatawan asing kepada tempat-tempat wisata di Indonesia. Mereka mau untuk menjaga kelestarian dan membersihkan sampah yang ada, tetapi wisatawan Indonesia sendiri hanya bisa menikmati tanpa menjaga. 

Jangan lupa untuk pantengin terus update-annya di http://lestarindonesia.blogspot.com

Ora Beach, Moluccas - Indonesia

Ora beach! Salah satu pantai yang katanya ga boleh terlewatkan saat berada di Ambon. Iya sih, kalo liburan ke Ambon, tapi ga ke Ora Beach itu rasanya nanggung banget. Karena sudah jauh-jauh datang dari Jakarta, tapi ga menikmati keindahannya secara lengkap.
Awalnya memang tujuan awal adalah syuting salah satu program traveling di Ambon. Kurang lebih sudah seminggu di Ambon yang sangat indah, gw baru mengepost foto pantai di sosial media. Tidak lama kemudian, bermunculan komen-komen dari kerabat bahwa gw harus ke Ora Beach. 

Awal gw gak tau apa si Ora Beach itu. Tapi setelah gue browsing, ternyata Ora Beach itu keren banget! Gw dan teman-teman gw menyebutnya sebagai The Little Maldives in Indonesia. Keren banget tempatnya kalo gue liat dari foto! Akhirnya gue merencanakan dengan 2 orang teman gue untuk pergi ke Ora Beach, setelah program syutingnya selesai. Setelah mencari tahu semua tentang Ora Beach di Google, dan kita juga menghubungi orang tour Ora Beach-nya, ternyata budget kita ga sampai. Sempat galau sih karena keuangan dan budget kita tidak sanggup untuk kesana saat itu karena memang ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Dan hampir kita sempat memutuskan untuk tidak jadi pergi kesana, termasuk gw yang saat itu sangat kekurangan budget. Memang sih gw masih ada tabungan lain, tapi memang untuk kebutuhan lain.

Tapi kalau gw pikir pikir lagi kalo gw tidak jadi ke Ora Beach lalu gw balik lagi ke Jakarta, berarti next time kalau gw mau liburan Ora Beach, gue harus beli tiket lagi Jakarta Ambon yang termasuk mahal itu, dan gw ga tau kapan gue bisa pergi lagi kesana. Akhirnya karena gue merasa nanggung banget kalo gak ke Ora Beach, gw memutuskan untuk pergi ke Ora Beach dengan menggunakan uang tabungan gue karena ini keren banget dan gak bisa dilewatkan.

Setelah program shooting kita selesai, akhirnya kita mengundur jam penerbangan kita ke Jakarta dan kita membuat janji dengan orang tour dari Pulau seram yaitu dari Ora Beach.

Sesampainya di pelabuhan Ambon, kami langsung membeli tiket dengan harga 120ribuan untuk pergi menyebrang ke pelabuhan di Maluku (lupa namanya apa). Kapalnya berAC dan termasuk cukup nyaman. Banyak sekali ibu-ibu pedagang menjual Popmie, air mineral atau cemilan lainnya. Jadi tidak usah khawatir jika lupa membeli jajanan. Perjalanan kurang lebih 1,5jam. Dan sesampainya disana, kita bertemu lagi dengan pak supir yang akan mengantar kita ke Pulau Seram. Ternyata perjalanannya masih panjang, dan sangat jauh. Harus melewati jalan beraspal dan juga hutan belantara. Tidak kebayang kalau tiba-tiba mobil mogok, dan sangat jarang sekali ada orang lain yang lewat, ditambah dengan signal yang sangat susah. Ohiya, untuk provider yang hanya bisa digunakan di Ambon dan Pulau Seram adalah Telkomsel. Karena dari pengalaman gw, sesampainya di airport Ambon, provider yg saat itu lagi gw pakai benar-benar tidak ada signal, bahkan no service. Dan kebanyakan counter-counter handphone menjualnya kartu simpati.

Sesampainya di Desa Saleman yang memakan waktu 2,5 - 3 jam untuk tiba disini, ternyata kita harus menyebrang lagi dengan boat untuk sampai di Ora Beach Eco Resort. Kata bapaknya, kalau mau naik mobil bisa saja, tapi akan memakan waktu lebih lama lagi sekitar 2 jam lagi, karena jika lewat darat itu kita sama saja muter-muter. Ya sudah karena kita sudah tidak sabar untuk menikmati keindahan Ora, kita naik boat.

Entah kami ber3 memiliki pendapat yang sama ketika sampai di Ora. Benar-benar di luar ekspetasi kami, karena kami membayangkan bahwa Ora Beach itu di kelilingi oleh tebing-tebing yang indah, jadi saat kami bangun tidur dan melihat keluar adalah pemandangan laut dengan tebing-tebing indah. Tapi ternyata yang sebenarnya adalah pemandangan laut lepas. Sempat kecewa karena tidak sesuai dengan harapan, karena kebetulan air lautnya lagi butek karena cuaca yang sedang tidak bagus, ditambah signal sangat-sangat susah disini. Ya maklum karena kami adalah anak sosial media banget, terutama Instagram dan Path, jadi pemandangan disini harus banget di pamerkan! hihihi.

Tetapi karena keindahan disini sangat mengalahkan rasa kecewa kami, akhirnya kami menikmati semua keindahan dan fasilitas yang telah diberikan selama 3 hari 2 malam. Dari snorkeling, makan pagi-siang-cemilan sore-malam, extra bed tanpa kena charge. Semua hanya kena 1,3jt per orang. Wow ternyata bisa dibilang masih murah. Kira-kira biaya hidup di Ora ditotal dengan transportasi adalah dibawah 2 juta per orang, dan kami hanya pergi ber3 saat itu.

Benar-benar tidak ada kata menyesal sih pergi kesana, dan kalau diajak lagi kesana, gw pasti mau lagi!! Bersyukur banget jadi Indonesian. Indonesia ternyata kaya dan indah banget! Ngapain jauh-jauh ke luar negeri, kalo di negeri sendiri itu lebih indah. Semoga bermanfaat. Maaf masih belajar nulis. Tapi sebenarnya emg ga punya passion ngeblog, dan tapi emang pengen sharing aja! hihi. God bless you  :D

NB: Dont forget to follow @patrishiela on Instagram, and check out my photos about Ambon and Ora Beach! xoxo

Performing Arts Communication

Performing Arts Communication adalah ilmu komunikasi yang mempelajari tentang bagaimana cara menyampaikan pesan dengan baik melalui seni pertunjukan. Selain itu kita juga diajarkan bagaimana merangkai suatu acara dengan baik dan menarik.

Saya akan sedikit bercerita tentang mengapa saya mengambil jurusan performing arts Comunication di London school of public relations Jakarta.

Saat saya SMA saya bercita-cita untuk menjadi seorang desainer grafis dan berencana untuk mengambil perkuliahan jurusan DKV, karena saya memang mencintai seni dari design grafis. Sejak SMA saya memang sudah bisa mendesain dan saya belajar otodidak. Karena itu, saya ingin lebih mendalami lagi tentang dunia desain grafis.

Tetapi karena satu dan lain hal, salah satunya adalah mata saya minus sangat tinggi, jadi saya memutuskan untuk mengganti jurusan perkuliahan saya nantinya.
Setelah mencari tahu banyak hal dan mencocokkan dengan kegiatan saya di dunia entertainment, saya memutuskan untuk mengambil perkuliahan jurusan Performing Arts Comunication di London School of Public Relations Jakarta. Mengapa saya mengambil jurusan ini, karena saya melihat peluang kerjanya yang sangat baik dan cocok dengan kegiatan saya di dunia entertainment, dan juga dapat menemukan jati diri saya di sini.

Mengembangkan bakat, ilmu, dan membangun rasa percaya diri adalah juga beberapa tujuan saya mengapa memilih berkuliah di LSPR, karena di LSPR banyak sekali fasilitas. seperti club (UKM) yang sangat memadai. Contohnya seperti, saya tetap bisa menjalankan kegiatan dan hobi saya di dunia Modelling, karena LSPR memiliki club atau komunitas LSPR Modelling.
Yang paling terpenting adalah, you guys have to out from your comfort zone, because if you are always trying to be normal, you will never know how amazing you can be!